Sabtu, 21 April 2012

Mengapa....???

Mengapa


Mengapa kita harus menutup mata ketika kita tidur?
Mengapa kita harus menutup mata ketika kita menangis?
Mengapa kita harus menutup mata kita ketika kita berpikir tentang sesuatu?
Mengapa kita harus menutup mata ketika kita berciuman?
Yang terbaik hal di dunia ini biasanya tidak terlihat

Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
dan ada orang yang tidak ingin kita pergi
Tapi jangan lupa untuk melepaskan bukan berarti akhir dari dunia
melainkan awal dari kehidupan baru

Untungnya, bagi mereka yang menangis
Untungnya, bagi mereka yang telah menyinggung
Untungnya, bagi mereka yang telah mencari dan telah mencoba

Karena mereka mengukur
Seberapa penting adalah orang yang telah menyentuh kehidupan mereka

Cinta adalah ketika Anda menangis, tapi masih dipengaruhi
terhadap
Cinta itu seperti dia tidak peduli tentang Anda, Anda harus menunggu
dimana
Cinta, cinta orang lain dan jika dia masih
bisa tertawa
berkata: “Saya sangat senang untuk Anda”

Jika cinta gagal untuk memberikan
Mari sayap hati dan terbang kembali ke alam
Bebas lagi
Jangan lupa bahwa Anda menemukan diri Anda, cinta dan kehilangan ..
Tetapi jika cinta tidak aktif, Anda tidak harus mati bersamanya ..

Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang dalam semua hal
Tapi mereka yang pergi, karena mereka terus turun
Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan Anda,
Kamu sendiri dan suatu hari Anda belajar
menyadari
Itu tidak ada penyesalan dalam hidup Anda
Hanya setelah memilih opsi penghargaan hidup yang kekal
Anda melakukan
Yang harus dalam hidup Anda

Teman sejati akan mengerti jika Anda mengatakan “Aku lupa”
Teman sejati tetap setia menunggu, ketika Anda mengatakan ”
Tunggu sebentar ”
Teman sejati Anda tetap dekat, terikat
jika Anda mengatakan: “Tinggalkan aku sendiri”

Saat kamu berkata untuk meninggalkan
Mungkin dia akan sebentar pergi,
Berikan waktu Anda untuk menulis untuk diri mereka sendiri,
Tapi saat ini, hatinya tidak akan pernah meninggalkan
Dan jika ia jauh dari Anda, dia akan selalu berdoa untuk air
Mata

Berbahaya lainnya retak dalam hati
seperti air mata yang datang dari mata kita
Air mata dari mata kita dapat dihapus
Sementara air mata yang tersembunyi
Luka di dalam hati Anda untuk menggaruk
Bekas luka tidak akan pernah hilang

Meskipun ketika datang untuk mencintai, kita sangat jarang menang,
Tapi jika cinta itu tulus …
tampaknya Anda kehilangan
Tapi sebenarnya Anda menang, karena Anda bisa bahagia
jika Anda mencintai seseorang,
Lebih dari kamu mencintai saya …

Berhenti sejenak bahwa Anda adalah seseorang yang mencintai
Bukan karena orang tidak lagi mencintai kita
Atau karena dia tidak peduli tentang kami
Tetapi jika kita menyadari bahwa orang tersebut
Akan lebih bahagia jika kita melepasnya
Tetapi jika Anda benar-benar mencintai seseorang,
Kami belum melepaskan
Berjuang demi cintamu … Memperjuangkan impian Anda!
Ini adalah cinta sejati ..
Mirip dengan prinsip “Easy Come Easy Go …..”

Lebih baik untuk orang yang Anda benar-benar ingin menunggu
Alih-alih berjalan sepanjang “tersedia”
Lebih baik menunggu orang yang Anda cintai
Karena orang-orang dalam “Tour”

Lebih baik menunggu orang yang tepat
Karena hidup ini terlalu berharga dan terlalu singkat
Untuk mengatakan “a” dihapus
Atau, untuk dibuang dengan tidak layak

Terkadang orang yang Anda cintai, yang paling
terluka
Dan kadang-kadang teman tidak dalam pelukannya
Dan menangis bersamamu cinta yang tidak Anda kenal

Hukum dari mulut seseorang
Orang lain dapat membangun, tetapi juga dapat dijatuhkan
Jika dia bukan pada orang, waktu dan tempat itu ditandai benar
Hal ini tentu bukan sesuatu yang bijaksana

Hukum dari mulut seseorang
Dapat menyebabkan kebenaran atau kepalsuan, isi hati
Kita semua bisa mengatakan dengan bibir kita
Tapi konten yang sebenarnya dari hati kita tidak akan ditolak

Jika Anda ingin mengatakan sesuatu ..
Lihat di cermin dan melihat mata Anda, mata Anda
Dari sana hati Anda akan bersinar di
Yang benar akan muncul dari sana

Jika kekasihmu mengkhianati atau meninggalkanmu, maka tersenyumlah…
Sebab, orang yg seharusnya bersedih adalah dirinya…

Karena kamu hanya kehilangan orang yg tidak mencintaimu…
Sedangkan dia telah kehilangan seseorang yg ikhlas menyayanginya…

Rabu, 11 April 2012

Cermin Tak Terbalas


Di sebuah desa terpencil hiduplah sebuah keluarga yang amat sederhana dalam kehidupannya. Keluarga tersebuat terdiri dari seorang ayah, ibu, dan tiga orang anak.Suatu hari ayahnya yang bernama Kartono sedang bekerja sebagai kuli bangunan, ia pun masih cukup muda yaitu berumur 30 tahun, sedangkan istrinya yang bernama Murti ini masih berumur 28 tahun. Mereka hidup berkeluarga karena di jodohkan oleh orangtua pada saat Murti berumur 18 tahun dan Kartono berumur 20 tahun. Selama sepuluh tahun mereka membina keluarga mereka dan mempunyai tiga orang anak. Anak mereka terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki, dua orang anaknya yang perempuan berumur 12 dan 13 tahun, sedangkan seorang anak laki-lakinya berumur 6 tahun.

Mereka hidup dalam kebahagiaan, hingga suatu ketika ada seorang tetangga yang baru pindah dari kota menuju ke desa tersebut. Ia adalah Marni seorang janda yang cantik bertubuh seksi dan tinggal di sebelah rumah Kartono. Saat Marni sedang melihat-lihat rumahnya banyak warga sekitar melihat janda itu, tak kecuali bapak-bapak yang melihatnya tanpa mengedipkan matanya. Hari sudah sore Kartono pun pulang dari pekerjaannya, karena mendengar ada seorang warga bary Kartono dan keluarganya ikut datang ke rumah Marni yang seorang janda tersebut. Tanpa di duga istrinya, Kartono pun ikut terperangkap dalam kecantikan dan keseksian seorang janda tersebut, Kartono langsung memainkan matanya untuk menarik perhatian seorang Marni. Setelah selesai mengunjungi warga baru tersebut, keesokan harinya teman Kartono yaitu Yanto datang menemui Kartono ke tempat kerja Kartono dan berkata “ wah Kartono, kamu pasti ingin cepat pulang nih?” “emang kenapa?” tanya Kartono, “ iya kan sebelah rumahmu kan ada janda seksi, cantik, bohai lagi, dan satu lagi dia sangat montok, hahaha.” saat mendengae hal itu teman-teman Kartono yang asik bekerja juga ikut tertawa. Saat itulah perasaan Kartono menjadi memihak kepada teman-temannya.

Keesokan harinya, saat itu Kartono yang tidak bekerja hanya duduk santai di depan rumahnya, sambil memainkan burung peliharaannya, dan saat Kartono memainkan burung peliharaannya, Marni datang untuk mengantar makanan ke rumah Kartono. Saat itulah badannya gemetar karena melihat tubuh seksi Marni yang hanya memakai baju yang mini, dan celana yang mini. Dalam hati Kartono berkata “waduh gila bener ni cewek cantik, seksi, andai saja dulu aku di jodohkan oleh orang tuaku seperti ini aku tidak bakalan hidup seperti ini.” Pada saat itu suasana di rumahnya sedang sepi istrinya bekerja di pasar dan anak-anaknya sedang sekolah, saat itu pula pikirannya menjadi tidak benar, hantu yang menghampiri Kartono membujuknya untuk membelai dan mengajaknya ke kamar. Kemudian Kartono yang tidak bisa menahan hawa nafsunya membawa Marni untuk masuk ke rumahnya dan berkata “ ayo masuk ke sini, runggu istri saya, soalnya kata istri saya apabila neng datang ke sini istri saya mau mengatakan sesuatu kaepada neng.” kemudian Marni pun menuruti perkataan Kartono. Selang waktu yang begitu lama Kartono semakin tidak tahan dengan nafsunya yang begitu besar, akhirnya kejadian itu terjadi Kartono mulai memperkosa Marni di rumahnya. Tidak lama itu istri Kartono datang, dan melihat aksi bejadnya seorang suaminya yang di belanya selama sepuluh tahun hilang dalam sekejap, karena nafsu birahinya yang begitu besar. Istri Kartono menangis dan lari ke tempat keluarganya, karena mendengar hal itu warga marah terhadap perilaku Kartono yang tidak senonong itu, dan akhirnya Kartono tewas karena di pukuli oleh para warga yang menghakimi sendiri. Kemudian mantan istri Kartono menikah lagi oleh seorang saudagar kaya yang tinggal di desa tersebut , dan Marni di usir dari desa tersebut.

Jumat, 06 April 2012

DARI MATA TURUN KEHATI



      Matahari telah tergelincir. Seorang lelaki terlihat bersegera menuju masjid ketika adzan zuhur dikumandangkan dari sebuah masjid kampus. Lelaki itu berwudhu dan menunaikan shalat nawafil. Lalu ia menjadi makmum di shaff terdepan. Shalat wajib ia laksanakan dengan ruku’ dan sujud yang sempurna. Setelah shalat tak lupa ia memuji nama Tuhannya dan memanjatkan doa untuk dirinya, ibu, ayahnya dan untuk ummat Muhammad saw yang sedang berjihad fii sabilillah.

Sebelum menuju kelas untuk kuliah, lelaki itu menyempatkan diri bersalam-salaman dengan beberapa jamaah lain. Dengan raut wajah yang bersahaja, ia sedekahkan senyum terhadap semua orang yang ditemuinya. Ucapan salam pun ditujukannya kepada para akhwat yang ditemuinya di depan masjid.

Lelaki yang bernama Ali itu kemudian segera memasuki ruang kelasnya. Ia duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku berjudul “Langitpun Terguncang’. Buku berisi tentang hari akhir itu dibacanya dengan tekun. Sesekali ia mengerutkan dahi dan dan sesekali ia tersenyum simpul.

Ali sangat suka membaca dan meyukai ilmu Allah yang berhubungan dengan hari akhir karena dengan demikian ia dapat membangkitkan rasa cinta akan kampung akhirat dan tidak terlalu cinta pada dunia. Prinsipnya adalah “Bekerja untuk dunia seakan hidup selamanya dan beribadah untuk akhirat seakan mati esok.”

Sejak setahun belakangan ini, Ali selalu berusaha mencintai akhirat. Sunnah Rasululah saw ia gigit kuat dengan gigi gerahamnya agar tak terjerumus kepada bid’ah. Ali selalu menyibukkan diri dengan segala Islam. Ia sangat membenci sekularisme karena menurutnya, sekulerisme itu tidak masuk akal. Bukankah ummat Islam mengetahui bahwa yang menciptakan adalah Allah swt, lalu mengapa mengganti hukum Tuhannya dengan hukum ciptaan dan pandangan manusia? Bukankah yang menciptakan lebih mengetahui keadaan fitrah ciptaannya?

Allah swt yang menciptakan, maka sudah barang tentu segala sesuatunya tak dapat dipisahkan dari hukum Allah. Katakan yang halal itu halal dan yang haram itu haram, karena pengetahuan yang demikian datangnya dari sisi Allah.

Sementara Ali membaca bukunya dengan tekun, dua mahasiswi yang duduk tak jauh dari Ali bercakap-cakap membicarakan Ali. Mereka menyayangkan sekali, Ali yang demikian tampan dan juga pintar, namun belum mempunyai pacar, padahal banyak mahassiwi cantik di kampus ini yang suka padanya. Tapi tampaknya Ali tidak ambil peduli. Sikapnya itu membuat para wanita menjadi penasaran dan justru banyak yang ber-tabarruj di hadapannya. Kedua wanita itu terus bercakap-cakap hingga lupa bahwa mereka telah sampai kepada tahap ghibah.

Ali memang tak mau ambil pusing tentang urusan wanita karena ia yakin jodoh di tangan Allah swt. Namun tampaknya iman Ali kali ini benar-benar diuji oleh Allah SWT.

Ali menutup bukunya ketika dosen telah masuk kelas. Tampaknya sang dosen tak sendirian, di belakangnya ada seorang mahasiswi yang kelihatan malu-malu memasuki ruang kelas dan segera duduk di sebelah Ali. Ali merasa belum pernah melihat gadis ini sebelumnya. Saat dosen mengabsen satu persatu, tahulah Ali bahwa gadis itu bernama Nisa.

Tanpa sengaja Ali memandang Nisa. Jantungnya berdegup keras. Bukan lantaran suka, tapi karena Ali selalu menundukkan pandangan pada semua wanita, sesuai perintah Allah SWT dalam Al Qur’an dan Rasulullah saw dalam hadits. “Astaghfirullah…!”, Ali beristighfar.
Pandangan pertama adalah anugerah atau lampu hijau. Pandangan kedua adalah lampu kuning. Ketiga adalah lampu merah. Ali sangat khawatir bila dari mata turun ke hati karena pandangan mata adalah panah-panah iblis.

***

Pada pertemuan kuliah selanjutnya, Nisa yang sering duduk di sebelah Ali, kian merasa aneh karena Ali tak pernah menatapnya kala berbicara. Ia lalu menanyakan hal itu kepada Utsman, teman dekat Ali. Mendengar penjelasan Utsman, tumbuh rasa kagum Nisa pada Ali.

“Aku akan tundukkan pandangan seperti Ali”, tekad Nisa dalam hati.

Hari demi hari Nisa mendekati Ali. Ia banyak bertanya tentang ilmu agama kepada Ali.

Karena menganggap Nisa adalah ladang da’wah yang potensial, Ali menanggapi dengan senang hati.

Hari berlalu… tanpa sengaja Ali memandang Nisa. Ada bisikan yang berkata, “Sudahlah pandang saja, toh Nisa itu tidak terlau cantik.. Jadi mana mungkin kamu jatuh hati pada gadis seperti itu” Namun bisikan yang lain muncul, “Tundukkan pandanganmu. Ingat Allah! Cantik atau tidak, dia tetaplah wanita.” Ali gundah. “Kurasa, jika memandang Nisa, tak akan membangkitkan syahwat, jadi mana mungkin mata, pikiran dan hatiku ini berzina.”

Sejak itu, Ali terus menjawab pertanyaan-pertanyaan Nisa tentang agama, tanpa ghadhul bashar karena Ali menganggap Nisa sudah seperti adik… , hanya adik.

Ali dan Nisa kian dekat. Banyak hal yang mereka diskusikan. Masalah ummat maupun masalah agama. Bahkan terlalu dekat…

Hampir setiap hari, Ali dapat dengan bebas memandang Nisa. Hari demi hari, minggu demi minggu, tanpa disadarinya, ia hanya memandang satu wanita, NISA! Kala Nisa tak ada, terasa ada yang hilang. Tak ada teman diskusi agama…, tak ada teman berbicara dengan tawa yang renyah.., tak ada…wanita. DEG!!! Jantung Ali berdebar keras, bukan karena takut melanggar perintah Allah, namun karena ada yang berdesir di dalam hati…karena ia… mencintai Nisa.

Bisikan-bisikan itu datang kembali… “Jangan biarkan perasaan ini tumbuh berkembang. Cegahlah sebisamu! Jangan sampai kamu terjerumus zina hati…! Cintamu bukan karena Allah, tapi karena syahwat semata.”
Tapi bisikan lain berkata, “Cinta ini indah bukan? Memang indah! Sayang lho jika masa muda dilewatkan dengan ibadah saja. Kapan lagi kamu dapat melewati masa kampus dengan manis. Lagipula jika kamu pacaran kan secara sehat, secara Islami.. ‘Tul nggak!”

Ali mengangguk-anggukkan kepalanya. “Manalah ada pacaran Islami, bahkan hatimu akan berzina dengan hubungan itu. Matamu juga berzina karena memandangnya dengan syahwat. Hubungan yang halal hanyalah pernikahan. Lain itu tidak!!! Bukankah salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mengubur zina?”, bisikan yang pertama terdengar lagi.

Terdengar lagi bisikan yang lain, “Terlalu banyak aturan! Begini zina, begitu zina. Jika langsung menikah, bagaimana bila tidak cocok? Bukankah harus ada penjajakan dulu agar saling mengenal! Apatah lagi kamu baru kuliah tingkat satu. Nikah susah!”

Terdengar bantahan, “Benci karena Allah, cinta karena Allah. Jika pernikahanmu karena Allah, Insya Allah, Dia akan ridho padamu, dan akan sakinah keluargamu. Percayalah pada Tuhan penciptamu! Allah telah tentukan jodohmu. Contohlah Rasululah SAW, hubungan beliau dengan wanita hanya pernikahan.”

Bisikan lain berkata. “Bla.., bla.., Ali,… masa muda.., masa muda…, jangan sampai dilewatkan, sayang lho!”

Ali berpikir keras. Kali ini imannya benar-benar dilanda godaan hebat. Syetan telah berhasil membujuknya dengan perangkapnya yang selalu sukses sepanjang zaman, yaitu wanita.

Ali mengangkat gagang telepon. Jari-jarinya bergetar menekan nomor telepon Nisa. “Aah.., aku tidak berani.” Ali menutup telepon.
Bisikan itu datang lagi, “Menyatakannya, lewat surat saja, supaya romantis…!” “Aha! Benar! “ Ali mengambil selembar kertas dan menuliskan isi hatinya. Ia berencana akan menitipkannya pada teman dekat Nisa. Jantung Ali berdebar ketika dari kejauhan ia melihat Nisa terlihat menerima surat dari temannya dan membaca surat itu.

***

Esoknya, Utsman mengantarkan surat balasan dari Nisa untuk Ali, sembari berkata, “Nisa hari ini sudah pakai jilbab, dia jadi cantik lho. Sudah jadi akhwat!”

Ali terkejut mendengarnya, namun rasa penasarannya membuatnya lebih memilih untuk membaca surat itu terlebih dahulu daripada merenungi ucapan Ustman tadi. Ali membaca surat itu dengan sungguh-sungguh. Ia benar-benar tak menyangka akan penolakan yang bersahaja namun cukup membuatnya merasa ditampar keras. Nisa menuliskan beberapa ayat dari Al Qur’an, isinya :

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nuur : 30)

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.”(QS. Al Mu’minuun : 19).
Ali menghela nafas panjang… Astaghfirullah… Astaghfirullah… Hanya ucapan istighfar yang keluar dari bibirnya. Pandangan khianatku sungguh terlarang. Memandang wanita yang bukan muhrim. Ya Allah… kami dengar dan kami taat. Astaghfirullah… [SOA]